Bahan baku baterai mobil listrik

Bahan Baku Baterai Mobil Listrik dan Proses Charging

Bahan baku baterai mobil listrik adalah nikel sulfat dan kobalt sulfat. Mobil listrik merupakan kendaraan ramah lingkungan dengan nol emisi. Kendaraan ini dijalankan dengan penyimpanan daya berada pada baterai. Untuk menggunakan kendaraan ini kamu harus melakukan isi ulang terlebih dahulu dengan cara mengecasnya.

Transportasi ramah lingkungan ini sudah diproduksi sejak abad ke-18, namun dalam perkembangannya mengalami hambatan, karena munculnya kendaraan berbahan baku bensin yang memiliki harga jual lebih rendah dari mobil listrik. Namun kendaraan nol emisi ini kemudian muncul kembali dan mengalami perbaruan dalam perkembangannya.

Di Indonesia, mobil listrik juga sudah mulai beredar dan mendapatkan respon baik dikalangan pecinta otomotif. Transportasi roda empat ini menjadi salah satu kendaraan dengan nilai jual yang tinggi. Bahan baku baterai mobil listrik di Indonesia saat ini masih belum banyak diproduksi.

Selain itu mobil listrik memiliki baterai berkualitas yang membuatnya ramah lingkungan. Sulitnya mendapatkan bahan baku baterai membuat mobil ini terbatas dalam produksinya, sehingga tidak semua orang bisa mendapatkannya dengan mudah. Saat ini stasiun pengisian kendaraan listrik umum.

Bahan Baku Baterai Mobil Listrik

Bahan baku baterai untuk mobil listrik yang utama adalah nikel sulfat, kobalt sulfat, serta lithium. Di Indonesia bahan baku nikel bisa didapatkan karena memang terdapat sumber daya alam nikel, namun untuk lithium Indonesia masih harus mengeskplor lebih banyak lagi.

Nikel sulfat digunakan sebagai bahan precursor katoda baterai lithium. Nikel Sulfat diperoleh dengan cara proses pengendapan larutan nikel—mangan—kobalt sulfat dengan menambahkan etanol dan asam oksalat. Pengendapan dalam keadaan etanol menghasilkan Kristal nikel sulfat berbentuk jarum.

Viral :   Kia Niro 2023 - Crossover Niro Yang Memamerkan Interior Bergaya EV6

Sedangkan pengendapan dalam keadaan keadaan asam oksalat menghasilkan Kristal nikel sulfat berbentuk serbuk. Pembuatan nikel sulfat sebagai bahan baku baterai mobil listrik lithium dilakukan dengan cara ekstraksi dalam keadaan asam sulfat 25% nickel matte. Pemilihan bahan ini didasari oleh komposisi bahan tersebut.

Nickel matte mengandung bahan nikel dan kobalt, serta besi dan tembaga yang tidak terlalu besar. Sehingga dalam proses pemurniannya akan berjalan relative mudah dibandingkan dengan jenis lainnya. sedangkan bahan katoda baterai lithium dibuat dari lithium—nickel mangan cobalt.

Untuk mendukung perkembangan mobil ramah lingkungan di Indonesia, pemerintah resmi membangun pabrik bahan baku pembuatan baterai kendaraan ramah lingkungan di kawasan Indonesia Morowali Industria Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Proyek ini merupakan kerja sama antara perusahaan Tiongkok, Indonesia, dan Jepang.

Pabrik ini akan dikembangkan dengan lahan seluas 120 hektar. Pabrik bahan baku baterai mobil listrik yang memproduksi material energy baru dari nikel laterit ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua. Indonesia termasuk kedalam negara penghasil nikel terbesar di dunia.

Maka dari itu memungkin untuk Indonesia dapat memproduksi sendiri bahan baku yang dibutuhkan oleh kendaraan bertenaga listrik. Mobil dengan baterai berbahan dasar nikel dan lithium menjadi salah satu mobil listrik yang dipilih, karena memiliki kualitas yang baik didalam sistem mesinnya.

Viral :   2025 Volkswagen Bertekad Menjadi Pembuat Mobil Listrik Terbesar di Dunia Mengalahkan Tesla

Macam-macam Charger dan Proses Charging Mobil Listrik

Kendaraan ramah lingkungan yang tidak menggunakan bensin ini menggunakan baterai sebagai penampung daya tenaga penggeraknya. Penggunaan baterai ini mengharuskan pemilik mobil ini untuk mengisi ulang dayanya dengan cara di charge. Pengecasan mobil listrik tidak seperti barang elektronik lainnya.

Energy dayanya dapat diisi ulang melalui dua macam jenis pengecasan, yaitu wall charge dan fast charge. Wall charge bisa membantu kamu untuk melakukan isi ulang kendaraan nol emisi ini di rumah, namun pastikan terlebih dahulu bahwa listrik di rumah kamu mencukupi.

Jika di cas di rumah, sebaiknya dilakukan ketika tidak ada aktivitas yang mengharuskan untuk menggunakan listrik. Pengecasan dapat dilakukan pada malam hari ketika tidak banyak arus listrik yang dikeluarkan. Mobil di charge selama kurang lebih 8 jam sampai daya terisi penuh.

Jenis charge yang kedua adalah fast charger, tipe charge ini paling sering digunakan oleh pengguna kendaraan ramah lingkungan. Saat ini juga sudah tersedia stasiun pengisian kendaraan listrik umum yang bisa kamu jumpai di beberapa wilayah. Fast charger memerlukan waktu selama kurang lebih 30—40 menit.

Kendaraan nol emisi membutuhkan penyimpan daya serta pengolah energi dengan komposisi terbaik. Maka dari itu bahan baku yang digunakan harus terbuat dari bahan pilihan. Pemerintah Indonesia mulai membangun pabrik bahan baku baterai mobil listrik, karena pada dasarnya Indonesia sudah memiliki bahan utamanya.